Apa dan bagaimana?
PBL adalah metode
belajar yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam
mengumpulkan dan
mengintegrasikan pengetahuan baru (Suradijono, 2004). Atau menurut
Boud & Felleti
(1991, dalam Saptono, 2003) menyatakan bahwa .Problem based
learning is a
way
of constructing and teaching course using problem as a stimulus and focus on
student activity..
Konsep inovasi
pendidikan (Harsono, 2004):
·
Mahasiswa memperoleh pengetahuan dasar (basic
sciences) yang berguna untuk memecahkan masalah-masalah keteknikan
yang dijumpainya,
·
Student-centered: mahasiswa belajar
secara aktif dan mandiri (sebagai adult learner)dengan sajian materi
terintegrasi (horisonal dan vertikal) dan relevan dengan real setting (profesionalism),
·
Mahasiswa mampu berpikir kritis,
mengembangkan inisiatif,
·
Mahasiswa
menjunjung tinggi etika engineering dan memperhatikan legal.
Di sini akan timbul
beberapa perubahan baik paradigma maupun implementasinya:
·
Dosen sebagai fasilitator,
·
Perubahan format kurikulum, misalnya
Fakultas KedokteranUGM menerapkan system blok dengan total 23 blok di mana
tahun pertama sampai tahun ketiga masing-masing terdiri atas 6 blok/tahun. Tiap
blok terdiri atas kelompok bidang ilmu yang saling berintegrasi atau saling
berkopetensi yang dapat dipakai untuk menyelesaikan problem real yang dijadikan
topik dalam PBL,
·
Penyediaan fasilitas pembelajaran
(fasilitator menyediakan buku bahan ajar atau tutorial),
·
Penyediaan sumber belajar
(perpustakaan, internet, dll),
·
Penataan kembali jadwal pembelajaran
Apa yang dibutuhkan dalam PBL?
Permasalahan
atau tugas (triggering problem/question)
·
Tidak mempunyai struktur yang jelas
sehingga mahasiswa terdorong untuk membuat sejumlah hipotesis dan mengkaji
berbagai kemungkinan penyelesaian masalah. Permasalahan yang kurang berstruktur
ini sebaiknya dirancang oleh pengajar/tutor, agar mahasiswa termotivasi dan
berkesempatan untuk secara bebas mencari informasi sebanyak mungkin dari
berbagai sumber
·
Cukup kompleks dan ambigu sehingga
mahasiswa terdorong untuk menggunakan strategi-strategi penyelesaian masalah
dan keterampilan berpikir yang tinggi seperti melakukan analisis dan sintesis,
evaluasi, dan pembentukan pengetahuan/ pemahaman baru.
·
Bermakna dan ada hubungan dengan
kehidupan nyata mahasiswa, sehingga mereka termotivasi untuk mengarahkan
dirinya sendiri dan menguji pengetahuan/ pemahaman lama mereka dalam
menyelesaikan tugas tersebut.
Karakteristik
kelompok
·
Dibagi secara acak
·
5-8 orang
·
Heterogen (latar belakang maupun
kemampuan)
Sumber
belajar
Bahan bacaan atau informasi
dari nara sumber yang dapat dijadikan acuan bagi mahasiswa
dalam menyelesaikan
tugas atau permasalahan. Karena bentuk tugas akan memancing beragam
pemikiran, maka
sumber belajar yang tersedia juga diharapkan cukup bervariasi dan
dalam jumlah yang memadai
Waktu
kegiatan
Disesuaikan dengan
beban kurikulum yang hendak dicapai. Setiap pengajar memiliki kebijakan
sendiri dalam
menyusun waktu kegiatan yang akan dilaksanakan.
Peran pengajar/tutor dalam PBL
Selama berlangsungnya
proses belajar dalam PBL mahasiswa akan mendapat bimbingan dari
narasumber atau fasilitator, tergantung dari tahapan
kegiatan yang dijalankan.
Narasumber
·
Menyusun .trigger problems.,
·
Sebagai sumber pembelajaran untuk
informasi yang tidak ditemukan dalam sumber pembelajaran bahan cetak atau
elektronik,
·
Melakukan evaluasi hasil pembelajaran
Fasilitator
Secara umum peran
fasilitator adalah memantau dan mendorong kelancaran kerja kelompok,
serta melakukan
evaluasi terhadap efektivitas proses belajar kelompok. Secara lebih rinci
peran fasilitator
adalah:
·
Pada pertemuan pertama, mengatur
kelompok dan menciptakan suasana yang nyaman.
·
Memastikan bahwa sebelum mulai setiap
kelompok telah memiliki seorang anggota yang bertugas membaca materi
keras-keras, sementara teman-temannya mendengarkan, dan seorang anggota yang
bertugas mencatat informasi yang penting sepanjang jalannya diskusi.
·
Memberikan materi atau informasi pada
saat yang tepat, sesuai dengan perkembangan kelompok.
·
Memastikan bahwa setiap sesi diskusi
kelompok diakhiri dengan self-evaluation.
·
Menjaga agar kelompok terus memusatkan
perhatian pada pencapaian tujuan.
·
Memonitor jalannya diskusi dan membuat
catatan tentang berbagai masalah yang muncul dalam proses belajar, serta
menjaga agar proses belajar terus berlangsung, agar tidak ada fase dalam proses
belajar yang dilewati atau diabaikan dan agar setiap fase dilakukan dalam
urutan yang tepat.
·
Menjaga motivasi mahasiswa dengan
mempertahankan unsur tantangan dalam penyelesaian tugas dan juga memberikan
pengarahan untuk mendorong mahasiswa keluar dari kesulitannya.
·
Membimbing proses belajar mahasiswa
dengan mengajukan pertanyaan yang tepat pada saat yang tepat.
Pertanyaan-pertanyaan ini hendaknya merupakan pertanyaan terbuka yang mendorong
mereka mencari pemahaman yang lebih mendalam tentang berbagai konsep, ide,
penjelasan, sudut pandang, dll.
·
Mengevaluasi kegiatan belajar
mahasiswa, termasuk partisipasinya dalam proses kelompok. Pengajar perlu
memastikan bahwa setiap mahasiswa terlibat dalam proses kelompok dan berbagi
pemikiran dan pandangan,
·
Mengevaluasi penerapan PBL yang telah
dilakukan.
Sangat membantu. . . . .
BalasHapus